Orang sukses adalah orang yang tahu apa yang menjadi sasarannya. Keberhasilan tidak hanya mengandalkan pengetahuan, skill, atau kerja keras. Karena, tanpa adanya visi, Anda bisa jadi layaknya seorang “kuli” yang bekerja dengan keras tanpa pernah mengetahui untuk apa Anda bekerja.

Lalu, apa yang dimaksud dengan visi? Secara sederhana visi sering dikaitkan dengan citacita atau target yang ingin diraih. Seperti halnya Jeff Bezos yang memiliki cita-cita menjadi pengusaha sukses di dunia internet. Impian ini ia wujudkan dengan mendirikan Amazon.com, di mana situs itu kemudian melejit menjadi situs terpopuler yang menjual buku secara online. Mimpinya terwujud. Ia pun tercatat sebagai salah seorang terkaya di dunia.

Seorang pembicara dalam sebuah seminar menjelaskan dengan sangat baik tentang apa itu visi. Menurutnya, visi itu tidak hanya mengatakan bahwa ”20 tahun ke depan saya menjadi orang sukses”. Visi itu berarti Anda tidak hanya memiliki sebuah pernyataan, namun juga bayangan seperti apa Anda pada 3, 5, atau 10 tahun ke depan. Ditambahkannya lagi seorang yang visioner seolah-olah sudah mampu mengambarkan secara konkrit seperti apa sosok atau wujud yang ingin ia raih di masa depan.

Jadi, ketika Anda mengatakan visi saya menjadi seorang yang sukses maka Anda juga harus mampu membayangkan seperti apa sukses yang Anda maksud 5, 10, atau 20 tahun mendatang. Oleh sebab itu, ketika Anda sudah memiliki gambaran yang jelas tentang seperti apakah Anda 5, 10, atau 20 tahun yang akan datang maka mulailah bermain puzzel sejak saat ini. Anda mulai mengumpulkan hal-hal yang memungkinkan untuk Anda raih sesuai dengan yang Anda bayangkan.

Misalnya, saya memiliki visi ingin menjadi ”seorang yang sukses sebagai seorang eksekutif muda yang berhasil”. Maka, dalam benak saya, sosok saya di masa yang akan datang adalah berpakain rapi, tampilan sangat me- yakinkan, mampu mengambil keputusan bisnis dengan cepat, mudah bergaul, ahli strategi, dan memiliki wawasan yang luas.

Kemudian, bagimana saya akan mewujudkan hal tersebut? Tentu saja salah satunya terkait dengan penampilan. Agar saya mendekati gambaran yang ada di benak saya tersebut maka saya mulai belajar untuk berpenampilan rapi dan mengenal sedikit tentang fashion. Untuk menciptakan pembawaan yang meyakinkan, saya mempelajari tentang bahasa tubuh. Jika dimungkinkan, saya berencana akan memasuk sekolah kepribadiaan. Terkait dengan skill, mulai saat ini saya coba membaca buku tentang analisa bisnis dan bergaul dengan para pemain bisnis andal. Dalam pergaulan, saya mencoba untuk berteman dengan berbagai kalangan. Sedangkan untuk meningkatkan wawasan, saya membiasakan diri rajin mengumpulkan berbagai informasi.

So, jika hal-hal yang saya sebutkan di atas saya lakukan secara konsisten maka bukan mustahil apa yang saya cita-citakan bakal tercapai. Sekaligus inilah yang membedakan antara seorang visioner dengan seorang pemimpi. Seorang visioner akan membawanya pada sebuah aksi konkrit saat ini untuk mewujudkan apa yang ingin ia raih di masa yang akan datang. Sedangkan, pemimpi hanya akan larut akan masa depan tanpa memikirkan apa yang perlu dilakukannya untuk mewujudkannya.

Visi ini harus dirangkai se-detail mungkin, hubungkan semua titik yang anda demi pathway yang jelas menuju keberhasilan anda. Mari kita lihat kisah tentang connecting the dots dari Steve Jobs yang menginspirasi bagaimana membangun sebuah visi dengan menghubungkan seluruh detail titik yang ada

Pic credit
Sukadana, Nyoman. 2013. Action. Bogor: PT Jawa Mediasindo Lestari